TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta menganggarkan proyek pembangunan shelter (tempat penampungan sementara) di Kampung Akuarium dan Kampung Kunir sebesar Rp 4,9 miliar.
Berdasarkan laman Apbd.jakarta.go.id, anggaran tersebut terbagi ke dalam pekerjaan fisik dan pengawasan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mencanangkan pembangunan shelter di kedua kampung tersebut setelah rapat dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK). Anies beralasan, di situ masih ada 200 warga Kampung Akuarium yang menetap tapi bangunannya tidak layak.
"Kami ingin membangunkan shelter sementara sambil kami membangun kembali permukiman di sana," kata Anies di Balai Kota DKI, Rabu, 1 November 2017.
Dalam anggaran Rp 4,9 miliar, untuk pekerjaan fisik, belanja modal pengadaan konstruksi dianggarkan untuk pembuatan papan nama proyek sebanyak dua buah dengan total Rp 1,4 juta.
Kemudian pekerjaan pembuatan rumah jaga (konstruksi kayu) seluas 1.875 meter persegi dengan total anggaran Rp 4,2 miliar, pekerjaan pembuatan beton Rp 559 juta, satu set foto dokumentasi pekerjaan Rp 430 ribu, satu set instalasi listrik kerja dengan penyambungan daya sementara Rp 7 juta, air kerja lebih dari 40 meter persegi untuk dua lokasi selama tiga bulan sebesar Rp 8,5 juta, dan pemakaian listrik kerja untuk 2 lokasi selama tiga bulan sebesar Rp 20,5 juta.
Belanja jasa konsultasi pengawasan, di antaranya komputer operator atau typist untuk satu orang selama tiga bulan sebesar Rp 14,1 juta, laporan akhir sebanyak 2 buku sebesar Rp 903 ribu, dan 6 buku laporan bulanan sebesar Rp 1,8 juta.
Selain itu, menurut anggaran Rancangan APBD 2018 DKI Jakarta, tenaga ahli muda golongan II-A disiapkan anggaran Rp 54,9 juta, tenaga ahli pratama golongan I-C untuk dua orang selama dua bulan Rp 60 juta, dan tenaga ahli pratama golongan I-C untuk dua orang selama satu bulan Rp 30 juta.